Jumat, 17 April 2020

 

Roda ekonomi yang tidak memiliki hati akan tetap terus berputar.

Karena covid19, putarannya mulai melambat.

Tidak ada belaskasihan dalam dirinya. Apalagi iman.

Semakin lambat dia berputar, semakin banyak yang menjerit kesakitan.

 

Mereka yang menjalankan usaha besar, merasa cemas, selaras dengan melambatnya perputaran

roda ekonomi.

Mereka yang menjalankan usaha menengah, lebih cemas.

Mereka yang menjalankan usaha kecil, sangat cemas dan mulai lemas.

Dari mana mereka dapat menghidupi tenaga kerja yang ikut menjalankan usaha itu.

 

Sebagian tenaga kerja mulai kehilangan pekerjaannya.

Bukan hanya cemas dan lemas,

juga gelap pandangan mata harapan.

Para pekerja keras yang membawa penumpang dan barang di jalanan,

lebih cemas, lebih lemas dan gelap pandangan mata ke depan.

Entah sudah berapa ratus ribu, atau mungkin jutaan para pedagang gurem

telah lemas jatuh terduduk di pinggiran hidup yang semakin lengang.

Di banyak jalan mereka dilarang masuk.

Di banyak sekolah, nafkah mereka berhenti ketika anak-anak sekolah dirumahkan.

 

Mobilitas semakin sempit, bahkan tertutup.

Perjumpaan semakin sulit, bahkan sepi.

Yang dapat diharapkan belaskasih dan solidaritas.

Belaskasih dan solidaritas menjadi kekuatan yang menyatukan dan menggerakkan untuk berjalan

bersama.

Sekalipun tidak secepat dalam keadaan biasa,

namun menjadi kekuatan yang menyatukan dan menggerakkan.

 

Belaskasih dan solidaritas merupakan buah dari iman,

buah dari takwa kepada Allah.

 

Belaskasih dan solidaritas tidak akan rela sesamanya lapar.

Belaskasih dan solidaritas mengalami, dalam sepiring nasi ada kehendak Allah untuk dibagikan pada

yang lapar.

Belaskasih dan Solidaritas tidak akan rela sesamanya tidak terlindungi dari covid19.

Belaskasih dan solidaritas mengalami bahwa dalam selembar kain ada kehendak Allah

untuk membuat masker bagi yang tidak mampu mengadakannya untuk diri sendiri.

 

Belaskasih dan solidaritas tidak akan bertahan tanpa kekuatan Allah.

Belaskasih dan solidaritas mengalami bahwa dalam setiap doa ada kekuatan Allah,

yang menggerakkan untuk mengulurkan pertolongan bagi yang membutuhkan.

 

Belaskasih dan solidaritas bermata jernih dan bening.

Belaskasih dan solidaritas tidak pernah menghitung untung rugi.

Belaskasih dan solidaritas tidak pernah takut untuk repot dan lelah.

Belaskasih dan solidaritas selalu terbuka untuk menjadi saudara bagi siapapun.

 

 

Ya Tuhan yang Mahakasih,

berilah kami rahmatMu sehingga kami memiliki secuil hatiMu yang melimpah belaskasih.

Dengan belaskasihMu itu kami dapat mewujudkan solidaritas secata nyata dalam sebungkus nasi,

selembar masker, sejumlah dana atau apa pun yang lain.

Jangan biarkan kami melakukan belaskasih dan solidaritas demi saleh dan baik di mata manusia,

Tuhan yang Mahakasih, meski kami sedang berjalan bersama di jalan yang sulit dan susah,

jangan biarkan kami kehilangan ketulusan CintaMu.

 

 

A. Kurdo Irianto