Saat-saat berada dalam isolasi karena pandemi covid 19 sekarang ini, yang entah sampai kapan, semakin banyak ditawarkan perayaan Ekaristi streaming.

Covid19 ternyata juga mengisolasi perayaan Ekaristi dari kehadiran umat.

Semakin banyak yang mengungkapkan:

Sedih dan sakit rasanya tidak bisa secara nyata hadir dalam perayaan Ekaristi.

Bahkan banyak yang menitikan air mata. Mereka yang merasakan sakit dan sampai menangis adalah mereka yang memiliki kerinduan.

Kerinduan itu yang membentuk mereka untuk selalu dan selalu menyiapkan diri dalam merayakan Ekaristi.

Kerinduan itu yang selalu dan selalu membuka telinga hati bagi SabdaNya dalam Ekaristi.

Kerinduan itu yang selalu dan selalu membuka mata hati menatap kehadiranNya dalam Ekaristi.

Kerinduan itu yang selalu dan selalu menyatukan dengan intim hidup sehari-hari dengan kurbanNya yang menyelamatkan jiwa.

Kerinduan itu yang terluka ketika mereka terganggu dengan ketidaksiapan sebagian imam dan umat, ketidakseriusan sebagian imam dan umat, keterlambatan sebagian imam dan umat, ketidakhormatan sebagian imam dan umat terhadap perayaan Ekaristi yang dirayakan.

Kerinduan itu yang menggerakkan mereka untuk setiap minggu Bahkan setiap hari hadir dalam perayaan surgawi yang dilaksanakan di bumi.

Rindu itu sakit, bahkan sampai mengalirkan air mata.

Kerinduan itu adalah Rahmat Allah.

Dalam isolasi seperti itu, Semakin terasa sakit kerinduan akan Ekaristi.

Semakin terasa menggetarkan Ekaristi sebagai sumber dan puncak hidup.

Yesus yang penuh belaskasih, berilah kami semua rahmat rindu Ekaristi.

Dalam situasi isolasi seperti ini, jangan biarkan kami mengisolasi diri dari Ekaristi. Satukan hati kami semua dengan kerinduan yang sama.

Dalam keheningan yang dalam, Terdengar senandung lagu:

Aku rindu akan Tuhan Dalam sakramen terkudus Aku rindu menerima Yesus,

Allah manusia.........

 

A. Kurdo Irianto