Selasa 31 Maret 2020

 

Covid19 memaksa kita untuk mengubah pandangan dan cara hidup.

Yang tadinya dapat dikerjakan di luar rumah,

sekarang harus dikerjakan di dalam rumah.

Yang tadinya berpusat pada suatu lokasi tempat orang berkumpul,

sekarang berubah pusatnya di dalam rumah.

Yang tadinya jumlah berkumpulnya banyak orang menjadi kekuatan,

sekarang jumlah akses internet yang menjadi kekuatan.

Anak-anak belajar tidak lagi di sekolah, tetapi di rumah.

Para guru juga mengajar dari rumah.

Belanja tidak lagi di tempat belanja, tetapi dari rumah.

Bekerja tidak lagi di kantor, tetapi dari rumah.

Pedagang tidak lagi menawarkan dagangannya di toko-toko, tetapi melalui layar komputer.

Banyak kurban yang harus berjatuhan tanpa tahu salahnya apa.

Bahkan ada yang mengatakan:

Kehadiran Tuhan Allah sekarang ini tidak dapat lagi di lockdown di dalam gedung Gereja.

Tentu ada sebagian yang menerima dengan terbuka perubahan ini.

Tetapi ada pula yang meratapi.

Semua membayangkan apa yang akan terjadi setelah pandemi ini berlalu?

Lepas dari itu semua,

perubahan ini memberikan tekanan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.

Semua ada di dalam rumah.

Rumah bisa meledak karena berbagai tekanan:

Terutama ekonomis dan psikologis.

Diperlukan kelenturan hati dan kedalaman batin agar dapat mengolah tekanan-tekanan ini.

Jika hati keras, akan mudah patah.

Jika batin dangkal, akan mudah dan cepat dipenuhi tekanan.

Dalam situasi seperti ini, iman kita ditantang.

Apa artinya iman dalam situasi penuh tekanan seperti sekarang ini?

Apakah iman adalah resep untuk menghilangkan tekanan hidup?

Apakah iman adalah kekuatan untuk mengolah tekanan hidup menjadi energi harapan?

Apakah iman adalah kepasrahan akan apa yang terjadi?

Apakah iman adalah kekuatan yang menyatukan untuk berjuang menghadapi segala tekanan hidup?

Apakah iman menjadi sikap indivudual yang memiliki ribuan alasan pembenar?

Apakah iman itu?

Tuhan yang Mahakasih,

dalam situasi penuh tekanan ini,

bantulah kami untuk membentuk rumah kami menjadi rumah iman.

Lembutkanlah hati kami dengan kekuatan IlahiMu,

sehingga menjadi ruang yang damai bagi setiap anggota keluarga.

Perdalamlah batin kami dengan kekuatan IlahiMu,

sehingga menjadi ruang yang tenang bagi setiap anggota keluarga.

Tuhan yang Mahakasih,

dalam situasi penuh tekanan ini,

jadikanlah keluarga kami bagian dari masyarakat di sekitar kami.

Melalui keluarga kami mengalirlah rahmat belakasihMu ke tengah masyarakat,

terutama bagi mereka yang menderita dan membutuhkan.

 

 

A. Kurdo Irianto