Selasa, 7 April 2020

 

Pandemi covid19 ini menyebar kemana-mana,

lintas desa, kota, negara, benua,

seolah semua tempat terselimut covid19.

Di balik pandemi covid19 ini,

ada pesan:

bersatulah manusia.

Lucuti segala perhiasan agama, ritual dan simbolnya,

temukan hakekatnya.

Lucuti segala pakaian ideologi, dengan segala sablonan bunga-bunga indah dan jargon-jargonnya,

temukan nilai dasar yang diperjuangkan.

Lepaskan segala lapisan identitas dengan segala bungkus dan parfum kepongahannya

temukan isinya.

Kelupas segala kulit kepentingan dengan segala tatoo keserakahan dan kerakusan,

temukan hati nuraninya.

 

Kembali masuk dalam hening diri dan dengarkan:

suara Allah,

suara hati,

hati nurani

Isolasi bukan berarti menutup rapat dengan egoisme.

Di dalam isolasi ada keheningan yang altruis.

Isolasi bukan berarti menutup rapat telinga hati.

Di dalam isolasi ada keheningan yang peka suara sesama.

Isolasi bukan berarti kehilangan Allah.

Di dalam isolasi ada keheningan untuk mendengarkan

suara Allah

suara hati

hati nurani

yang membentuk kita semakin menjadi manusia.

 

Isolasi membuat siang dan malam menjadi gelap,

jika kita berada dalam ketakutan.

Isolasi membuat ruang gerak terasa pengap,

jika kita berada dalam timbunan emosi.

Isolasi membuat lelah,

jika kita mengulang-ulang litani keluhan yang tak putus.

 

Apa artinya berTuhan jika situasi membuat kita menjadi semakin takut, semakin egois, semakin

rapuh dan lumpuh.

 

Lakukanlah tindakan nyata demi:

bangsa yang satu: bangsa manusia

dengan bahasa yang satu: bahasa cinta manusia

dengan kesadaran bertanah air satu: bumi manusia.

 

Ya Tuhan yang Mahapengasih

di tengah bencana ini,

jernihkanlah hati nurani kami

sehingga kami mampu mendengarkan suaraMu dan menemukan wajahMu pada wajah sesama kami

yang menderita.

 

 

A. Kurdo Irianto