Dengan Surat ini saya bermaksud menjawab banyak permintaan yang disampaikan kepada saya dari sisi Umat Allah, agar di dalam seluruh Gereja dapat dirayakan Hari Minggu Sabda Tuhan dengan tujuan bersama. Sekarang telah menjadi praktik umum untuk menjalani saat-saat di mana komunitas Kristen merenungkan nilai tinggi yang dimiliki Firman Allah dalam kehidupan sehari-harinya.
Di Gereja –gereja lokal sudah ada suatu kekayaan kegiatan yang membuat Sabda Allah makin mudah diakses oleh umat beriman, hingga membuat mereka merasa bersyukur atas anugerah yang begitu besar, berusaha menghayatinya dalam hidup sehari-hari, dan merasa bertanggung jawab untuk memberi kesaksian tentangnya dengan konsisten.
Melalui Konstitusi Dei Verbum, Konsili Vatikan II telah memberi dorongan besar untuk membuka kembali Sabda Allah. Teks Dei Verbum yang selalu patut direnungkan dan dihayati, menguraikan
secara jelas sifat Kitab Suci, pewarisannya dari generasi ke generasi (Bab II), ilham ilahi Kitab Suci (Bab III) yang mencakup Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru (Bab IV dan V) dan pentingnya Kitab Suci dalam kehidupan Gereja (Bab VI). Untuk mengembangkan pengajaran itu, Paus Benediktus XVI pada tahun 2008 mengumpul-kan Sidang Sinode para Uskup dengan tema ”Sabda Allah dalam Hidup dan Misi Gereja”, yang disusul dengan penerbitan Seruan Apostolik Verbum Domini, yang berisi ajaran sangat penting bagi komunitas-komunitas kita1. Dokumen ini secara khusus mendalami sifat performatif Sabda Allah, teristimewa ketika dalam perayaan liturgis muncul ciri khas sakramentalnya Oleh karena itu, hidup umat kita sepatutnya selalu ditentukan oleh relasi dengan Sabda yang hidup yang tanpa lelah disampaikan oleh Tuhan kepada Mempelai-Nya, agar bisa tumbuh dalam cinta kasih serta pemberian kesaksian iman.