logo

Mupas I

Dari  MUPAS 2009 Menuju MUPAS 2019

Pusat Dokumentasi Pastoral

KEUSKUPAN SURABAYA

 

DAFTAR ISI

  1. Bagian I : KILAS BALIK ARAH DASAR KEUSKUPAN SURABAYA
    • 01. ‘Mendengarkan kehendak Allah’
    • 02. ‘Mendengarkan dalam Kebersamaan’
    • 03. Hakekat Gereja adalah Persekutuan
    • 04. Semangat Persekutuan  
    • 05. Setia pada hakekat Gereja sebagai Persekutuan
    • 06. ‘Menetapkan Pedoman Arah’ 
    • 07. ‘Memulai Perjalanan Bersama’
    • 08. ‘Membangun Kesetiaan dan Kreatifitas’ 
    • 09. Apresiasi, Evaluasi & Refleksi perwujudan Ardas 2010-2019.    
    • 10. Penegasan kembali ‘Cita-cita Bersama Ardas 2010-2019’
  2. Bagian II :
  3. Bagian III : MENUJU MUPAS 2 (64-65)

 

Pendahuluan

1.‘Mendengarkan kehendak Allah’ melalui Kitab Suci

Di bulan April 2007, Msgr. Vincentius Sutikno Wisaksono dipilih oleh Paus Benediktus XVI sebagai Uskup (Gembala Utama) di Keuskupan Surabaya. Paus adalah pewaris tahta santo Petrus. “Ut Vitam Abundantius Habeant”  - “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh.10:10) merupakan motto Msgr. Vincentius Sutikno Wisaksono yang ditahbiskan sebagai Uskup Surabaya pada tanggal 29 Juni 2007. Motto tahbisan ini merupakan buah dari refleksi Bapak Uskup ‘Mendengarkan kehendak Allah’.Kepada Msgr. Vincentius Sutikno Wisaksono Tuhan menghendaki (melalui Injil Yohanes) supaya umat Keuskupan Surabaya digembalakan menuju hidup yang berkelimpahan. Ini perintah Tuhan yang diyakini dan dijadikan visi jangka panjang arah penggembalaan.

2.‘Mendengarkan Kerinduan Umat Allah dalam kebersamaan’                                       

Tahun 2008 dalam proses pramupas, Keuskupan Surabaya  mencanangkan suatu ‘Pola Pastoral’ yakni suatu ‘cara bersama’ atau ‘bingkai pemahaman bersama’ dari seluruh elemen yang terlibat dalam reksa pastoral Keuskupan Surabaya. Suatu pola yang dinamai ‘Pola Pastoral Berbasis Persekutuan’ yang mengacu pada paham Konsili Vatikan II atas jati diri Gereja sebagai Tubuh Mistik Kristus, Bait Allah, Misteri dan Sakramen, Persekutuan para Kudus, “Communio”, dan Umat Allah.Gereja hadir di dunia bukan untuk dirinya sendiri. Gereja berada dalam dunia dan hadir bagi dunia. “Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang jaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita, merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan dari murid-murid Kristus (Gereja). Sebab persekutuan murid-murid Kristus terdiri dari orang-orang yang dipersatukan di dalam Kristus, dibimbing oleh Roh Kudus dalam peziarahan menuju Kerajaan Bapa. Semua murid Kristus telah menerima warta keselamatan untuk disampaikan kepada semua orang. Maka, persekutuan mereka itu mengalami dirinya sungguh erat dalam hubungannya dengan umat manusia serta sejarahnya.” (GS 1). Untuk mewujudkan misi dan jati dirinya, pada 26-28 November 2009 Keuskupan Surabaya mengadakan Musyawarah Pastoral (Mupas). Mupas merupakan proses strategis gerejani maupun rohani yang berusaha berjalan dalam kebersamaan sebagai satu Persekutuan untuk menemukan ‘arah gerak bersama’ sesuai dengan kehendak Allah.

Pada tahun 2008-2009 di mulai proses pramupas yang dilaksanakan melalui dua metode (cara/jalan), yakni: tiga jalur dan tiga jenjang.

  1. Terdapat tiga jalur pelaksanaan, yaitu: (1) Jalur jemaat teritorial, (2) Jalur kelompok kategorial dan (3) Jalur Komunitas Religius
  2. Proses dilaksanakan bertahap dalam tiga jenjang: Jenjang pertama di tingkat lingkungan/kelompok kecil/stasi, jenjang kedua di tingkat Paroki dan jenjang ketiga di tingkat kevikepan.

Melalui kata-kata kunci yang terkumpulkan dalam proses pramupas, Uskup mendengarkan dan mengartikulasikan harapan, kerinduan, impian atau ‘cita-cita bersama’ umat sekeuskupan Surabaya. Kata-kata kunci (pramupas) tersebut menjadi bahan baku untuk menyusun rumusan ‘cita-cita bersama’ Ardas 2010-2019. “Vox Populi vox Dei” , suara (aspirasi) Umat/rakyat merupakan suara Tuhan. Akhirnya, dari olahan kata-kata kunci selama pramupas, melalui proses diskusi, musyawarah dan disermen selama tiga hari, pada tanggal 28 November 2009 berhasil tersusun rumusan: “Gereja  Keuskupan Surabaya sebagai persekutuan murid-murid Kristus yang semakin dewasa dalam iman, guyup, penuh pelayanan dan misioner” sebagai cita-cita bersama pastoral bagi seluruh umat Allah Keuskupan Surabaya untuk masa 10 tahun ke depan. Proses perencanaan dan penentuan arah pastoral yang dijiwai oleh cita-cita bersama tersebut dinamai Arah Dasar (Ardas) Keuskupan Surabaya 2010-2019.

3.Hakekat Gereja adalah persekutuan.

Setiap pribadi dipanggil untuk melibatkan diri secara penuh dalam kehidupan Umat Allah, karena hidup mengumat pada dasarnya merupakan hakikat Gereja itu sendiri, sebab hakikat Gereja adalah persekutuan, persaudaraan cinta kasih seperti yang dicerminkan oleh hidup Jemaat Perdana (lih. Kis 2:41-47). Paham Gereja sebagai umat Allah jelas membawa konsekuensi dalam hubungan antara hierarki dan kaum awam. Kaum awam bukan lagi menjadi pelengkap penyerta, melainkan partner hierarki. Awam dan hierarki memiliki martabat dan semangat yang sama meskipun menjalankan fungsi yang berbeda-beda. Kebersamaan dalam hidup menggereja tidak terbatas pada hal-hal rohani seperti doa, perayaan ibadah, kegiatan-kegiatan pembinaan iman, tetapi juga menyentuh pada kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan budaya serta seluruh aspek kehidupan.

4.Setia pada hakekat Gereja sebagai ‘communio’ (persekutuan).

Umat Kristiani tidak menghayati kehidupan imannya hanya secara individu saja melainkan secara aktif menggunakan segala kharisma, karunia, dan fungsi yang dipercayakan kepadanya untuk kepentingan misi Gereja di tengah masyarakat. Masing-masing dan semua orang yang telah dibaptis bertanggungjawab dalam hidup dan misi Gereja. Pepatah Latin “Lex agendi lex essendi” (tata perilaku hendaknya mengikuti hakekat jatidirinya) mengajarkan, bahwa tata gerak dan kelola penggembalaan yang direncanakan di Keuskupan Surabaya ini hendaknya setia mengikuti hakekat jatidiri Gereja sebagai ‘communio’ (persekutuan).

5.‘Menetapkan Pedoman Arah’ perwujudan Ardas Keuskupan Surabaya.

Pola Pastoral berbasis persekutuan nampak dalam upaya merinci/menguraikan ke dalam serangkaian proses program penggembalaan, menentukan visi dasar (cita-cita bersama), mengembangkan struktur tata kelola, menyusun fokus prioritas pastoral tahunan, dan menghayati nilai-nilai yang memberi semangat hidup pelayanan yang terarah dan sinergis. Untuk itu, pada langkah berikutnya Uskup menetapkan pedoman pedoman yang membantu dan mengarahkan tindakan penggembalaan di seluruh wilayah keuskupan Surabaya. Wujudnya : penataan ulang struktur pastoral, menerbitkan statuta-statuta, pedoman pelayanan bagi DPP dan BGKP, pedoman tatakelola harta benda Gereja dan juga sirkuler yang mengatur praktek peribadatan.

6.Perjalanan Bersama mewujudkan Arah Dasar  

Ardas 2010-2019 menjadi ‘payung bersama’ dalam mewujudkan ‘cita-cita bersama’ seluruh Umat Allah di Keuskupan Surabaya. Di tingkat pelaksanaan penggembalaan,  seksi dan komisi pastoral dikelompokkan menjadi empat rumpun bidang pastoral: Pembinaan, Sumber, Kerasulan khusus,  dan  Kerasulan Umum. Dengan perumpunan bidang tersebut diharapkan pola pastoral berbasis persekutuan dapat terwujud. Sambil memonitor perjalanan perwujudan Ardas selama ini, kita semua berusaha terus setia dan kreatif mengikuti Ardas sebagai wujud nyata kesetiaan  kita mengikuti Tuhan, Sang Gembala Baik, menuju hidup yang berkelimpahan. Dalam mengawal implementasi Ardas, Uskup di setiap awal tahun membuat Surat Gembala untuk mengevaluasi, dan mengapresiasi perjalanan mewujudkan Ardas di tahun yang telah dijalani  dan mengumumkan prioritas pastoral tahun berikutnya.

7. Apresiasi, Evaluasi dan Refleksi perwujudan ‘cita-cita bersama’ Ardas 2010-2019

Proses persiapan dan Musyawarah Pastoral yang menghasilkan Ardas 2010-2019 merupakan berkat yang melimpah bagi Gereja dan Penggembalaan Keuskupan Surabaya. Melaluinya Gembala dan domba menangkap dengan jernih Rencana keselamatan Allah bagi Gereja Keuskupan Surabaya. Seluruh jemaat dan pemangku reksa pastoral dimudahkan, disatukan, dipayungi, digerakkan, dipandu oleh Arah Pastoral yang sama dan  jelas. Sehingga semua pihak dimudahkan untuk bergerak bersama dan di satukan secara sinergis oleh jiwa persekutuan menuju hidup yang berkelimpahan. Pada tahun 2017, disadari bahwa selama sepuluh tahun penggembalaan Mgr. Vincentius Sutikno Wisaksono, Bapak Uskup dalam pertemuan Dewan Pastoral Keuskupan memberikan arahan agar di periode 10 tahun ke depan, melalui Mupas 2019  perwujudan ‘cita-cita bersama’ Ardas 2010-20019 semakin dikonkritkan serta ditindaklanjuti.

10. Penegasan kembali relevansi ‘cita-cita bersama’ Ardas 2010-2019 ke depan.

Dalam berbagai kesempatan (2017-2018) visitasi pastoral Uskup dan KKP serta dari apresiasi, evaluasi dan masukan Dewan Pastoral Keuskupan, Dewan Imam, Hari Studi Imam Keuskupan Surabaya dan khususnya hasil dari diskusi panjang di Koordinasi Karya Pastoral (KKP) , semakin di bahwa rumusan ‘cita-cita bersama’ Ardas 2010-2019 ini masih sangat relevan dan hendak diperdalam, dikonkritkan, diperkaya dan ditindaklanjuti  dalam Mupas kedua (2020-2030).

11.  Dari Pembenahan Infrastruktur Penggembalaan  menuju Kehadiran Sakramental Umat Allah yang semakin Signifikan dan Relevan di tengah Dunia.

Telah diakui bersama oleh Umat Allah Keuskupan Surabaya dan khususnya para insan pemangku dinamika pastoral melalui berbagai tatap muka, visitasi pastoral dan diskusi  bahwa tata kelola pastoral selama 10 tahun terakhir mengalami banyak pembaruan dan kemajuan karena pola pastoral dan

 

Bagian I : KILAS BALIK ARAH DASAR KEUSKUPAN SURABAYA 2010-2019

56. Mupas-1 sebagai pondasi Mupas-2

Mupas pertama telah memberi pondasi yang kuat dalam membangun kesatuan gerak pastroral. Kita lanjutkan.

57. Persiapan Mupas-2

Dalam menyiapkan diri Mupas 2, kesatuan gerak kita jalankan pula dalam masa persiapan Mupas kurang lebih dua tahun ke depan.

58. Tema persiapan Mupas-2 (2018: signifikan; 2019: relevan)

Dimensi tematik Mewujudkan Gereja Katolik Keuskupan surabaya yang signifikan dan relevan. Dibagi dua tahun : 2018 sebagai tahun signifikan dan 2019 tahun relevan.

59.  Dimensi teritorial : serentak di tujuh kevikepan : 43 paroki. - wilayah -stasi- lingkungan, KKU

Pelaksanaan serentak di seluruh wilayah teritorial Keuskupan Surabaya

60. Dimensi struktural : dinamika di kuria, KKP, Dewan-dewan keuskupan, Forum-forum tingkat kevikepan, DPP, BGKP. Pelaksanaan serentak di seluruh struktural Keuskupan Surabaya

61. Dimensi Kategorial : kelompok-kelompok kategorial, Pelaksanaan serentak di kelompok-kelompok kategorial

62. Dimensi ruang pastoral: lembaga pendidikan, kesehatan, sosial, biara tarekat religius, unit karya ( rumah retyret, tempat ziarah) ,Pelaksanaan serentak di seluruh ruang pastoral

63. Dimensi waktu : masa-masa liturgi, bulan khusus, pekan khusus, novena, Waktu pelaksanaan: masa-masa liturgi, bulan dan pekan khusus

 

Bagian III : MENUJU MUPAS 2 (64-65)

Menyongsong Mupas 2 (November 2019)

64. Mupas-2 diselenggarakan bulan November 2019: meningkatkan kualitas penghayatan Pada bulan November 2019 nanti, kembali kita secara bersama sebagai persekutuan Umat Allah Keuskupan Surabaya, di bawah bimbingan gembalanya (Uskup), hendak menegaskan kembali perutusan sakramentalnya, dalam hal ini kita berkomitmen untuk menyadari kembali, mendalami, memperkaya dan menindaklanjuti cita-cita Ardas tersebut. Hasil Mupas 2019 diharapkan menjadi kontinuasi (kelanjutan tak terpisahkan) dari Hasil Mupas 2009. Suatu kelanjutan yang semakin meningkat kualitas penghayatannya.

65. Tema-tema. Sebagaimana dinyatakan oleh Uskup diawal proses MUPAS 2009, bahwa diperlukan waktu 10 tahun untuk membangun pondasi pastoral ke depan yakni membangun habit (kebiasaan/ketrampilan) yang sehat dan bertanggungjawab dalam reksa pastoral di seluruh wilayah Keuskupan Surabaya. Keseriusan tersebut hendak kita lanjutkan dalam menyiapkan MUPAS yang berikut dengan menambah masa persiapan menjadi dua tahun, yaitu sejak awal tahun 2018. Satu tahun pertama (2018) kita gunakan untuk bersumber dari Ajaran Gereja dan Kitab Suci  mendalami  dan memperkaya pemahaman kita atas SIGNIFIKASI jatidiri Gereja sebagai persekutuan. Di tahun kedua (2019) sebagai TAHUN RELEVANSI GEREJA ditengah masyarakat. Selama setahun kita menggali dari pengalaman dan masukan Umat Allah tentang harapan ke depan bagi Keuskupan Surabaya agar menjadi dewasa dalam iman, guyub, penuh pelayanan dan misioner di tengah arus jaman ini.