MERAYAKAN EKARISTI BERSAMA BUNDA MARIA
Tema Bulan Maria Tahun 2022 ini adalah Merayakan Ekaristi Bersama Bunda Maria. Tema ini merupakan kelanjutan dari pendalaman iman yang telah kita lakukan selama masa Prapaskah yang lalu, yaitu Dipersatukan Kristus Dalam Persekutuan yang Dihidupi oleh Ekaristi. Dalam diri Bunda Maria kita memperoleh teladan sebagai Bunda Ekaristi. Bunda Marialah yang pertama bersatu dengan Tuhan Yesus. Setelah menerima Sabda Allah melalui malaikat Gabriel dan dengan penuh iman bersedia menjadi pelaksana Sabda Allah, Bunda Maria menjadi ibu yang mengandung dan melahirkan Tuhan Yesus. Apa yang kita rayakan dalam Ekaristi, yaitu mendengarkan Sabda Allah dan bersatu dengan Tuhan Yesus, sudah dihidupi oleh Bunda Maria, bahkan sebelum Perjamuan Terakhir diadakan Tuhan Yesus bersama para muridNya. Bunda Maria adalah sekaligus ibu dan murid Tuhan Yesus pertama sebelum Tuhan Yesus memilih 12 RasulNya. Oleh karena itu, seluruh hidup Bunda Maria dipersembahkan kepada Allah dan setia mengikuti Tuhan Yesus sampai di bawah Salib yang menyelamatkan. Oleh karena itulah, Bunda Maria diangkat ke surga dan dianugerahi mahkota kemuliaan yang abadi. Sebagai liturgi surgawi yang dilaksanakan di bumi, maka setiap kali merayakan Ekaristi, Bunda Maria selalu hadir bersama kita.
5 RENUNGAN
Bahan yang disediakan untuk mengisi bulan Maria tahun ini adalah Ibadat Sabda dan doa Rosario suci. Dalam ibadat Sabda, kita diajak untuk mendengarkan dan merenungkan kembali perjalanan iman Bunda Maria sebagai Bunda Ekaristi. Ada 5 pokok renungkan yang telah disiapkan:
1. Mendengarkan Sabda: sebelum bersatu dengan Tuhan Yesus dalam tubuhnya, Bunda Maria adalah pendengar Sabda Allah yang disampaikan malaikat Gabriel. Atas Sabda Allah itu, Bunda Maria menyatakan dengan tulus bersedia menjadi pelaksana Sabda Allah: Aku ini adalah hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu. Inilah yang terjadi dalam Liturgi Sabda setiap kali kita merayakan Ekaristi. Kita diajak untuk menjadi pendengar dan pelaksana Sabda Allah ketika bacaan I dan II serta Injil diwartakan.
2. Bersatu dengan Yesus: kesediaan tulus Bunda Maria untuk menjadi pendengar dan pelaksana Sabda Allah merupakan kesediaan untuk menerima Tuhan Yesus dalam tubuhnya, menjadi ibu yang mengandung dan melahirkan Tuhan Yesus. Kesatuan Bunda Maria dengan Tuhan Yesus dialami oleh Elizabet. Oleh karena itu Elizabet menyampaikan pujian kepada Allah. Demikianlah yang kita alami dalam Ekaristi Suci, yaitu bahwa setelah mendengarkan Sabda Allah kita bersatu dengan Tuhan Yesus, menerima Tubuh Kristus.
3. Mempersembahkan Hidup bagi Allah: buah dari persatuan dengan Tuhan Yesus adalah ketulusan untuk mempersembahkan hidup dan masa depan bagi Allah. Oleh karena itulah, Bunda Maria mempersembahkan bayi Tuhan Yesus di bait Allah. Mempersembahkan anak laki-laki sulung dan satu-satunya untuk dikuduskan bagi Allah mengungkapkan penyerahan hidup dan masa depan bagi karya Allah. Demikianlah hidup kita sebagai murid-murid Kristus, yaitu bahwa persatuan kita dengan Yesus, Guru dan Tuhan membuahkan penyerahan hidup dan masa depan bagi Allah.
4. Menjadi Rasul: sebagai ibu yang bersatu dengan Tuhan Yesus, Bunda Maria sekaligus adalah Murid atau Rasul Tuhan Yesus. Sebagai murid Tuhan Yesus, Bunda Maria mewartakan Tuhan Yesus kepada banyak orang dan membawa mereka yang belum mengenal Tuhan Yesus untuk mengenalNya. Dengan ajakan kepada para pelayan: apa yang dikatakan kepadamu, lakukanlah, Bunda Maria membawa mereka mengenal Tuhan Yesus. Dengan demikian, dengan kesediaan menjadi pendengar dan pelaksana Sabda Allah dan dengan demikian bersatu dengan Tuhan Yesus yang hadir dalam Ekaristi, kita juga diutus menjadi rasul-rasul dalam kehidupan kita setiap hari.
5. Setia Sampai Akhir: perjalanan Bunda Maria bersatu dengan Tuhan Yesus melalui berbagai peristiwa berujung pada sengsara dan wafat Tuhan Yesus di salib. Di bawah salib, Tuhan Yesus menyerahkan Bunda Maria kepada murid yang dikasihiNya sebagai ibunya, dan menyerahkan murid yang dikasihiNya kepada Bunda Maria sebagai anaknya. Bunda Maria setia sampai akhir. Kesetiaan Bunda Maria inilah yang juga diharapkan terwujud dalam diri kita sebagai murid-murid Yesus, Guru dan Tuhan. Kesatuan dengan Tuhan Yesus berarti kesediaan untuk setia sampai akhir.
CATATAN KHUSUS UNTUK DOA ROSARIO
1. Hanya berdoa rosario saja, tidak perlu ditambah dengan yang lain.
2. Dipersilakan memilih sendiri peristiwanya
3. Adapun ujub doa Rosario: a. Puluhan pertama, mohon segera berakhir wabah Covid19 dan perdamaian dunia, khususnya di Ukraina. b. Puluhan kedua, untuk kesehatan bapak Uskup dan para imam serta seluruh umat Katolik keuskupan Surabaya. c. Puluhan ketiga, mohon kebijaksanaan bagi para pemimpin masyarakat, pemeritahan dan negara d. Puluhan keempat, untuk para katekis, para fungsionaris Paroki, Lingkungan, Stasi dan Wilayah beserta keluarga e. Puluhan kelima, untuk ujub pribadi masing-masing.
4. Jika ada anak-anak atau remaja atau OMK disarankan agar mereka yang memimpin doa Rosario atau diberi giliran puluhan dalam Rosario.
5. Alangkah baiknya jika lingkungan atau stasi atau paroki membuat jadwal khusus untuk rosario bersama seluruh umat dari anak-anak (BIAK), remaja (REKAT), anak muda (OMK), para penyandang difable dan para usia lanjut.
Selamat menguduskan Bulan Maria dengan berkumpul mendengarkan Sabda Allah dan berdoa rosario.
Gusti tansah paring berkah!
Surabaya, Hari Kartini, 21 April 2022
Tim Komisi Kateketik Keuskupan Surabaya.