Perjanjian Baru menuturkan kepada kita bahwa rentang waktu antara Kenaikan dan Pentakosta, para rasul “bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus” (Kis. 1:14), sambil menantikan “diperlengkapi dengan kuasa dari tempat tinggi” (Luk. 24:49). Ulah kesalehan Novena Pentakosta, yang dipraktekkan secara meluas di kalangan kaum beriman, muncul dari renungan atas peristiwa yang menyelamatkan itu.

Memang, Novena ini sudah ada dalam Misale dan dalam Ibadat Harian, terutama pada Ibadat Sore II Pentakosta; teks-teks biblis dan eucologis, dengan pelbagai cara, mengisahkan penantian para murid atas Sang Penghibur. Kalau mungkin, Novena Pentakosta hendaknya mencakup perayaan Ibadat Sore meriah. Di mana hal ini tidak mungkin dilakukan, hendaklah diupayakan agar dalam Novena Pentakosta tercermin tema-tema liturgi pada hari-hari antara Kenaikan dan Vigili Pentakosta. (Lihat Direktorium Tentang Kesalehan Umat dan Liturgi Asas-asas dan Pedoman art. 155 hlm. 127)

Tahun kedua fokus pastoral Musyawarah Pastoral 2019 Keuskupan Surabaya adalah “Bersatu dengan Yesus, Guru dan Tuhan”, ini sudah kita geluti mulai Pendalaman Iman Adven 2021 sampai dengan Pendalaman Iman APP 2022 dan akan terus kita geluti sampai dengan Bulan Rosario 2022 nanti. Dalam Novena Pentakosta 2022 dengan tema, “ROH KUDUS MENDORONG GEREJA BERJALAN BERSAMA MENUJU PERSATUAN DENGAN YESUS, GURU DAN TUHAN ”, kita, umat Keuskupan Surabaya bersama para rasul dan Bunda Maria akan sehati sejiwa memohonkan kedatangan Sang Penolong agar Ia berkenan menghantar kita melaksanakan perutusan kita sebagai Gereja Sinodal: Persekutuan, Partisipasi dan Misi.


Tema Novena di atas dibagi dalam subtema selama Sembilan hari Novena Pentakosta.

 

Komisi Liturgi Keuskupan Surabaya