logo

Paroki Kristus Raja - Ngrambe

algons

Jl. Yos Sudarso No 11 Ngrambe Ds. Ngrambe

Kec. Ngrambe Kab. Ngawi 63263

: [email protected]

: (0351) 8511268

: Gereja Raja

: Gereja Katolik Kristus Raja Ngrambe

 

Sejarah

A. Perkembangan Awal Stasi Ngrambe dan Sine


Di Ngrambe sebelum tahun 1950 sudah ada perkumpulan orang katolik, sebagai pendahulu yaitu bapak Ayik, beliau bertugas mengajar di sekolah SR sekarang SDN Ngrambe 2, bersama beliau ada bapak Djayeng Sumarto, dan bapak Mase Supardi tetapi juga tidak menetap di Ngrambe.
Adapun selanjutnya yang menetap di Ngrambe sebagai cikal bakal adalah Ibu Lao Big Liong Putranya bernama Ging atau kita kenal dengan Bp. Sugeng. Rumahnya berada di dekat perempatan Ngrambe ( sekarang toko Tengah ), disitulah tempat pertama kali misa diadakan di Ngrambe, dilayani oleh Romo dari Paroki Madiun waktu itu. Tempat misa didalam ruangan belakang rumah berukuran 3,5 x 7 m. Dari situ masyarakat sekitar mulai tertarik untuk menjadi Katolik.
Setelah itu ada generasi pertama umat katolik di wilayah Ngrambe dan Sine yaitu bapak Siswo Sugondo, bapak Sumitro, Romo Salim, Bapak. Suwandi, Ibu. Siswanto. Selain itu perkembangan agama Katolik juga tidak terlepas dari prakarsa dan perjuangan Bapak AS. Adisoewignya dari Salam Hargosari yang menjadi kepala sekolah SR di Sine. Beliau selalu mengajak dan mendorong anak-anak yang ingin melanjutkan pendidikan untuk bersekolah di sekolah katolik di SGB Katolik Frateran Jl. Kepanjen Surabaya maupun ke SGA Bernadus Madiun. Para tokoh yang dikirim untuk sekolah ke SGB antara lain Bapak HS. Supriyono dari Pondok, bapak HY. Samekto dari Kenteng, bapak AC. Sunardi dari Sine, bapak AP. Suratno dari Sine, bapak HY Suyatno, yang sekarang tinggal di Ngrendeng. Dan mereka pun juga menyebarkan agama Katolik di Sine dan sekitarnya.

...

Selanjutnya pada bulan Agustus 1961 atas prakarsa bapak AS Adisoewignyo berdirilah SMP Katolik Mardi Jaya, dan yang menjadi pengajar pertama adalah bapak AS Adisoewignyo sebagai kepala sekolah, bapak Remigius Kunaji sebagai wakil kepala sekolah, bapak FA Sarwaka sebagai guru umum dan guru agama katolik. bapak Y Sukardi, Bp Suminto Kacik dan ibu Runanti. Pada waktu itu belum mempunyai gedung sekolah sendiri maka untuk kegiatan belajar mengajar dilakukan atau menumpang di rumah bapak Darmosuwito ( Sekarang depan rumah Bp. YS Sudarno ) Murid kelas pertama berjumlah 62 orang. Kemudian atas bantuan bapak Sugeng dibangunlah gedung sekolah di Sanggrahan pada tahun 1971. . Lewat sekolah inilah perkembangan agama katolik mulai berkembang, dan pada tahun 1962 anak-anak yang minta dibaptis pertama ialah bapak YS. Sudarno, bapak H. Suminto, Ibu Samiarsih ( Sr. Carolin, OSU ), Ibu Sukinem, bapak FX Sali Harsono, B. Sugito, ibu Partini, Ibu Sukinem, bapak AG. Sukarno, Ibu Sukardi, Bp. Sumadi, pada waktu itu yang membaptis Romo Yansen.
Mulai tahun 1963 tempat misa atau ibadat dipindah ke rumah tua milik orang Belanda (tempat gereja sekarang ini ).
Stasi di Ngrambe dan Sine pada awalnya hanya ada tiga Stasi yaitu Stasi Ngrambe, Stasi Sine Utara dan Stasi Sine Selatan. Stasi Ngrambe terdiri dari Ngrambe dan Ngroto. Stasi Sine Selatan terdiri dari Sine, Pondok, Ngrendeng, Banjaran dan Jamus. Stasi Sine Utara terdiri dari Bulak, Mojorejo, dan Jetak ( Sekarang Lingkungan St. Maria Guadalope ).
Setelah sekian lama ada beberapa katekis yang ikut membantu melayani yaitu Diakon RYD Edhi Sugiharto, Diakon YG. Sutarno dan Bp. FX Supadmo dan bapak AY Suyitno.

 


B. Sejarah Stasi – stasi di Kuasi Paroki Kristus Raja Ngrambe
Tahap awal terbentuknya Stasi belum memakai nama pelindung Santo atau Santa tetapi menggunakan nama daerah masing masing. Stasi di Ngrambe dan Sine pada awalnya
hanya ada tiga Stasi yaitu Stasi Ngrambe, Stasi Sine Utara dan Stasi Sine Selatan. Stasi Ngrambe terdiri dari Ngrambe dan Ngroto. Stasi Sine Selatan terdiri dari Sine, Pondok, Ngrendeng, Banjaran dan Jamus. Stasi Sine Utara terdiri dari Bulak, Mojorejo, dan Jetak ( Sekarang Lingkungan St. Maria Guadalope ).
Setelah generasi awal di Sine Utara bapak Sarwoko mengembangkan agama Katolik di Mojorejo dan Bulak. Di Sine bapak AC Sunardi dan kawan kawan juga menembangkan agama Katolik, sedangkan di daerah Ngrendeng, Banjaran dan Jamus selain bapak Suyatno juga kakak dan keluarga dari Romo Lukas Suwondo CM yang menyebarkan agama Katolik. Setelah sekian lama di wilayah selatan khususnya di Ngrambe dan Sine ada beberapa katekis yang ikut membantu melayani yaitu Diakon RYD Edhi Sugiharto, Diakon YG. Sutarno dan Bp. FX Supadmo dan bapak AY Suyitno.
Untuk stasi Walikukun dan Mantingan sejarah perkembangan agama Katolik merupakan satu kesatuan karena menurut kesaksian para tokoh dahulu mereka mengadakan peribadatan secara bersama-sama sebelum ada pemekaran menjadi beberapa Stasi seperti saat ini. Stasi Walikukun para tokoh awal diantaranya Bapak Tjondrowibowo, ibu Soepardjo, bapak Wahyono, bapak JV Sri Bintoro. Sedangkan di Mantingan ada Bapak Suharto berasal dari Kedungharjo, Bapak Tirtowirono yang pada waktu itu menjadi Lurah atau Kepala Desa Cengklik ( Desa Cengklik sekarang berubah nama menjadi Jatimulyo ) dari beberapa tokoh tersebut agama katolik di Walikukun dan Mantingan mulai berkembang.
C. Sejarah Paroki St Yosef Ngawi dibagi menjadi 2 wilayah besar
Pada sekitar tahun 1990-1995 di Ngrambe menetap seorang Imam yaitu Romo Filipo Catini CM. Mulai saat itu pelayanan Pastoral Paroki Ngawi dibagi menjadi dua wilayah yaitu Wilayah Ngawi Timur terdiri dari Ngawi Kota, Stasi kedunggalar, Stasi Widodaren,
Stasi Geneng, Stasi Kwadungan, Stasi Sumberbening dan Stasi Piji, sedangkan Wilayah Ngawi Barat meliputi Stasi Ngrambe sebagai pusat kegiatan, Stasi Walikukun, Stasi Sine Utara dan Sine Selatan, Stasi Kedungmiri, Stasi Kedungharjo dan Stasi Jatimulyo.
Untuk Wilayah Ngawi Barat dipuatkan di Ngrambe sehingga pada waktu itu kepengurusan Stasi Ngrambe menjadi Dewan Pastoral Wilayah Ngawi Barat yang menjadi ketua yaitu Bapak Paulus Cornelius Pudji Hartojo. Mulai saat itu kegiatan-kegiatan dan pelayanan di Paroki St. Yosef Ngawi mulai di bagi menjadi 2 wilayah besar. Setelah Romo Filipo Catini pindah tugas pada pejalanannya selanjutnya untuk mempersiapkan Ngawi Barat menjadi Kuasi Romo Yustinus Suyatno ditugaskan Oleh Bapak Uskup untuk menetap di Ngrambe kurang lebih satu tahun. Dan setelah melaui beberapa proses maka pada tanggal 25 November 2018 wilayah Ngawi Barat ditetapkan oleh Bapak Uskup menjadi Kuasi Paroki Kristus Raja Ngrambe dengan Surat Keputusan No.:549/G.113/XI/2018 dan RD. PF. Nyoto Basuki di tugaskan untuk menjadi Gembala di Kuasi Paroki Kristus Raja Ngrambe sampai dengan bulan Maret 2020.


WILAYAH KUASI PAROKI KRISTUS RAJA NGRAMBE
A. Kondisi dan Letak Geografis Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Propinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Kabupaten Ngawi adalah 1.298,58 km2, di mana sekitar 40 persen atau sekitar 506,6 km2 berupa lahan sawah. Secara administrasi wilayah ini terbagi ke dalam 19 kecamatan dan 217 desa, dimana 4 dari 217 desa tersebut adalah kelurahan. Secara geografis Kabupaten Ngawi terletak pada posisi 7o21’-7o31’ Lintang Selatan dan 110o10’-111o40’ Bujur Timur. Topografi wilayah ini
adalah berupa dataran tinggi dan tanah datar. Tercatat 4 kecamatan terletak pada dataran tinggi yaitu Sine, Ngrambe, Jogorogo dan Kendal yang terletak di kaki Gunung Lawu.
Kondisi Kecamatan Ngrambe sebagai pusat dari Kuasi Paroki Kristus Raja mempunyai luas wilayah 43,33 (4333,89 Ha). Terletak pada titik koordinat 508' lintang selatan dan 206' bujur timur, wilayahnya merupakan daratan tinggi dan sebagian di pegunungan dan berada pada ketinggian 350 meter diatas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata 17,88 mm/ tahun. Sedangkan wilayah utara yaitu Kecamatan Widodaren dan Mantingan adalah dataran rendah dengan area persawahan dan sebagian hutan jati.
Peta Wilayah Kabupaten Ngawi


B. Wilayah Kuasi Paroki Kristus Raja
Wilayah Kuasi Paroki Kristus Raja terdiri Terdiri dari 11 Stasi dan 30 Lingkungan yang tersebar di wilayah administratif Kecamatan Ngrambe, Kecamatan Sine, Kecamatan Mantingan, Kecamatan Karanganyar, Kecamatan Widodaren, Kecamatan Jogorogo, dan sebagian Kecamatan Paron.

C. Pembagian Wilayah
Untuk mempermudah pelayanan dan komunikasi maka pada rapat Pleno Kuasi pada tanggal 30 Januari 2021 di tetapkan pembagian wilayah sebagai berikut :


a. Wilayah Selatan meliputi
- Kristus Raja Ngrambe terdiri dari 6 Lingkungan
 Lingkungan St. Yohanes Ngrambe ( Ngrambe Dusun Pule dan Dusun Ngrambe )
 Lingkungan St. Lukas Pule ( Sebagian Desa Ngrambe, Desa Wakah, Desa Setono, Desa Babadan, Desa Sambirejo, Desa Tawangrejo, Desa Giriharjo )
 Lingkungan St. Barnabas Widu Mendiro ( Sebagian Desa Sidomulyo, Desa Mendiro )
 Lingkungan St. Vinsensius Sidomulyo ( Desa Sidomulyo, sebagian Desa Manisharjo )
 Lingkungan St. Maria Guadalope Jetak ( Desa Sumberejo )
 Lingkungan St. Markus Tanjungsari ( Kecamatan Jogorogo, Kecamatan Kendal dan sebagian Kecamatan Paron )
- Stasi St. Maria Ratu Surga Ngroto ( Desa Hargomulyo )
- Stasi St. Maria Assumta Ngrendeng ( Desa Ngrendeng, Desa Girikerto )


b. Wilayah Barat meliputi
- Stasi St. Fransiskus Xaverius Pondok ( Desa Hargosari )
- Stasi St. Yohanes Rasul Sine ( Desa Sine dan sekitarnya, Desa Pandansari, Desa Wonosari )
- Stasi Hati Kudus Yesus Bulak ( Desa Sumbersari, Desa Tulakan, sebagian Desa Manisharjo )
- Stasi St. Mateus Mojorejo ( Desa Jagir )


c. WiLayah Utara meliputi
- Stasi St. Yohanes Pembaptis Walikukun ( Kecamatan Widodaren )
- Stasi St. Petrus Kedungmiri ( Desa Kedungmiri )
- Stasi St. Paulus Kedungharjo ( Desa Kedungharjo, Desa Mantingan )
- Stasi St. Lukas Jatimulyo ( Desa Jatimulyo, Desa Sekarjati )


 

Profil

Ngrambe-1

Gereja Kristus Raja - Ngrambe

Ngrambe-2

Goa Maria | Kristus Raja - Ngrambe

Video Profil Paroki Kristus Raja Ngrambe

Jadwal Misa - Paroki

MISA WAKTU
Minggu 07.00
Selasa - Sabtu 05.30
Jumat Pertama 16.00